Kamis, 20 April 2017

MENGANALISIS KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

BAHAN DISKUSI PAI 1

Oleh 
Jumriani

Semua orang dilahirkan dengan bentuk muka dan warna kulit yang berbeda-beda sekalipun anak yang dilahirkan kembar. Mengelola perbedaan buka berarti memberikan ruang yang sebebas-bebasnya untuk mengembangkan perbedaan tanpa disertai dengan pencarian. Tetapi, mengelola perbedaan artinya menggali dan mengidentifikasi berbagai keunikan masing-masing, kemudian dibagi dan disalurkan sehingga terjadi interaksi yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Keunikan tersebut ada yang sifatnya umum atau disebut dengan karakteristik umum, dan keunikan khusus atau disebut dengan karakteristik khusus.
Karakteristuk umum seperti :
-          Perbedaan budaya, suku, agama, gender
-          Latar belakang status sosial
Karakteristik khusus seperti :
-          Perbedaan gaya belajar,
-          Perbedaan kecerdasan
-          Perbedaan lingkungan belajar
Dalam menganalisis peserta didik, Smaldino, Lowther dan Russell (2008) mengajukan empat faktor kunci yang menentukan keberhasilan yaitu :
1.      Karakteristik umum
Karakteristik umum meliputi gambaran tentang umur, jenis kelamin (gender), tingkat, dan faktor-faktor budaya dan sosial-ekonomi. Memahami keberagaman karakter peserta didik memberikan dampak yang begitu besar. Oleh karena itu, menganalisis karakteristik umum peserta didik adalah langkah strategis dalam mendesain pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan masing-masing peserta didik.
2.      Kompetensi awal
Kemampuan awal meliputi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau belum dimiliki peserta didik, seperti pengetahuan prasyarat, kemampuan yang ditargetkan, dan sikap. Untuk mengatahui kemampuan awal dalam konsep Dick and Carey (2009) maka perlu diberikan pertanyaan informal seperti menanyakan tentang topic-topik tertenti di dalam ruang kelas.
Misalnya tes prasyarat dapat pula diberikan untuk menentukan apakah peserta didik memiliki kemampuan prasyarat yang memadai untuk memulai suatu pembelajaran atau tidak. Misalnya peserta didik yang hendak mengambil mata kuliah TIK, maka harus mengetahuai prasyarat tentang bagaimana operasi computer dan mengakses internet.
3.      Gaya belajar
Gaya belajar merujuk pada ciri-ciri psikologis yang memengaruhi bagaimana pandangan dan respon peserta didik pada berbagai stimulus yang diberikan. Ciri psikologis yang dimaksud adalah kekuatan dan kesukaan member persepsi, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya.
Pritchard (2009:41) memberikan beberapa definisi tentang gaya belajar yaitu :
1)      Cara tertentu dimana seorang individu belajar.
2)      Cara belajar
3)      Cara yang disukai atau terbaik untuk berfikir, memproses informasi dan mendemonstrasikan pembelajaran.
4)      Alat yang dipilih individu dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan
5)      Kebiasaan, strategi, atau perilaku mental yang teratur tentang belajar, khususnya pertimbangan belajar yang disajikan oleh individu.

Banyak orang membagi gaya belajar kedalam empat kategori yaitu visual, auditori, peraba, dan kinestetik. Sebagian yang lain membagi gaya belajar kedalam tiga kategiri salah satunya Connel (2005:132) yaitu visual, auditori, dan kinestetik.
Pertama, peserta didik visual adalah mereka yang belajar sesuatu paling baik melalui penglihatan. Kedua, peserta didik auditori adalah mereka yang belajar sesuatu paling baik melalui pendengaran. Ketiga, belajar kinestetik atau ikenal juga dengan istilah belajar taktil (berkenaan dengan perabaan) adalah gaya belajar di mana peserta didik melakukan aktivitas secara fisik.
4.      Kecerdasan Jamak (multiple intellengences)
Kecerdasan Jamak (multiple intellengences) adalah berbagai kemampuan, keterampilan, atau bakat yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi (Yaumi, 2012:12). Pencetus teori kecerdasan jamak adalah Howard Gardner. Kecerdasan jamak mencakup kecerdasan verbal-linguistik, matematik logis, badaniah-kinestetik, visual-spasial, berirama-musik, interpersonal, intrapersonal, naturalistic, dan eksistensial-spiritual.
Kecerdasan Jamak dapat dikelompokkan ke dalam tiga wilayah atau domain yaitu :
1)      Domain Interaktif
Domain Interaktif merujuk pda kemampuan individu untuk berinteraksi dengan individu lain dengan menggunakan :
a.       Kecerdasan verbal-linguistik
b.      Kecerdasan interpersonal
c.       Kecerdasan badaniah-kinestetik
2)      Domain Analitik
Domain analitik merujuk pada kemampuan untuk berfikir logis yang melibatkan alasan-alasan rasional yang mencakup:
a.       Kecerdasan logis-matematik
b.      Kecerdasan berirama-musik
c.       Kecerdasan naturalis
3)      Domain Introspektif
Kecerdasan instropeksi dapat dicapai melalui proses afektif secara alamiah. Artinya, diperlukan keterlibatan aspek emosional untuk melihat sesuatu lebih dalam dari sekedar memandang, tetapi mampu membuat hubungan emosional antara apa yang sedang dipelajari dengan pengalaman masa lalu.
Kecerdasan Instropektif mencakup :
a.       Kemampuan visual
b.      Kecerdasan intrapersonal
c.       Kecerdasan eksistensial

Pertanyaan :
  1.  Mengapa banyak orang membagi gaya belajar ke dalam empat kategori, sedangkan bagi yang  lain dan salah satunya Connel membagi gaya belajar ke dalam tiga bagian?
  2.  Apa yang melatarbelakangi sehingga demikian?



9 komentar:

  1. Terima kasih banyak atas materi yang telah disajikan.
    Mengenai pertanyaan saudari, sebenarnya apabila kita membaca dengan teliti materi yang saudari posting itu dengan sendirinya menjawab pertanyaan tersebut.
    Mengapa saya katakan demikian.karena di dalam materi tersebut dijelaskan 4 kategori belajar. Visual, audio, peraba dan kinestetik. Sedangkan Connel hanya membagi gaya belajar menjadi 3 yakni visual, audio dan kinestetik. Nah di penjelasan selanjutnya pada materi saudari itu dijelaskan kinestetik (berkenaan dengan perabaan).

    BalasHapus
  2. Saya ingin bertanya.
    Dalam materi ini dijelaskan 2 karakteristik yang perlu dikenali yakni :
    Karakteristuk umum seperti :
    - Perbedaan budaya, suku, agama, gender
    - Latar belakang status sosial
    Karakteristik khusus seperti :
    - Perbedaan gaya belajar,
    - Perbedaan kecerdasan
    - Perbedaan lingkungan belajar

    1. Sejauh mana pentingnya seirang guru memahami karakteriatik umum dan karakteristik khusus tersebut?
    2. Apa tindak lanjut yang dilakukan oleh seorang guru setelah mengenal karakteristik peserta didiknya?
    3. Apa dampaknya ketika seorang guru tidak mampu mengenal karakteristik peserta didiknya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Menurut saya, seorang guru harus memahami karakteristik peserta didik sepanjang proses pembelajaran, sebab menganalisis karakteristik peserta didik merupakan bahan untuk merancang sebuah desain pembelajaran yang sifatnya bisa berubah tergantung kebutuhan yang dibutuhkan pada waktu tertentu.
      2. Menurut saya, setelah menganalisis karakteristik peserta didik, maka yang terpenting juga adalah mengklasifikasikan peserta didik berdasarkan karakter atau gaya belajarnya sehingga setelah itu, seorang guru akan lebih mudah untuk merancang sebuah desain pembelajarannya.
      3. Menurut saya, saya kira sangat jelas dan terbukti bahwa salah satu faktor kegagalan yang dialami seorang guru dalam mengajar, itu disebabkan karena guru tidak mampu mengenal karakteristik peserta didiknya, yang tentunya dengan hasil analisis karakter itulah yang menjadi dasar bagi guru dalam merancang desain pembelajarannya.

      Demikian untuk sementara, mohon dikoreksi jika ada yang keliru. Terima kasih

      Hapus
  3. Saya sependapat dengan saudara Aman, bahwa sebenarnya menurut saya, kalau diamati dan dipahami secara mendalam, memang pada dasarnya antara gaya belajar kinestetik dan gaya belajar tactile (perabaan) memiliki persamaan, hanya saja gaya belajar kinestetik lebih dibahas secara umum dan tactile dibahas secara khusus dengan kata lain, bahwa gaya belajar tactile juga merupakan bagian dari gaya belajar kinestetik karena belajar dengan perabaan juga bagian dari gerak fisik (kinestetik). Jadi, jika terjadi perbedaan, maka tergantung pada ahli yang mengklasifikasi atau menganalisis hal tersebut, kalau yang membagi empat berarti mungkin saja dia membedakan atau lebih mengkhususkan, dan yang membagi tiga, mungkin saja dia menyamakan ke dua gaya belajar tersebut.
    Demikian untuk sementara, mohon dikoreksi jika ada yang keliru. Terima kasih

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Saya lebih cenderung sepakat, jika gaya belajar dibagi atas tiga saja, yaitu visual, auditory dan kinestetik, sekalipun saya tidak menyalahkan pendapat yang lain. Adapun yang menambahkannnya dengan gaya belajar peraba/tactile, adalah hal yang wajar, karena ia membedakan antara kinestetik dan tactile. Tapi saya lebih cenderung memaknai bahwa tactile masuk kategori kinestetik.
    tetapi, jika membaca dari beberapa seumber lain, gaya belajar itu bukan hanya ada empat, bahkan ada yang menambahkannya gaya belajar (sebagaimana yang diungkapkan oleh David Kolb, ahli pendidikan dari AS), diantaranya; gaya belajar feeling, gaya belajar thingking, gaya belajar watching, gaya belajar doing. Bahkan pendapat lain ada yang menambahkan gaya belajar analitik, gaya belajar write-read dan gaya belajar global.
    Perbedaan-perbedaan tersebut, terjadi karena berawal dari perspektif masing-masing yang melihat gaya belajar secara umum/global, dan ada yang melihatnya dengan perspektif lebih rinci. dan itu sah-sah saja.
    Mohon dikoreksi jika salah.....

    BalasHapus
  6. Kalau menurut saya dalam hal ini tidak akan berkomentar panjang lebar saya hanya ingin menekankan bahwa setelah guru menganalisis karakteristik peserta didik maka berikanlah perlakuan yang tepat pada peserta didik sesuai kebutuhannya dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga peserta didik merasakan pembelajaran yang bermakna dan berkesan. Bukan saatnya guru banyak ceramah tapi yang lebih penting bagaimana guru menjadi manajer yang baik dalam pembelajaran. Trimakasih.

    BalasHapus
  7. Kalau menurut saya dalam hal ini tidak akan berkomentar panjang lebar saya hanya ingin menekankan bahwa setelah guru menganalisis karakteristik peserta didik maka berikanlah perlakuan yang tepat pada peserta didik sesuai kebutuhannya dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga peserta didik merasakan pembelajaran yang bermakna dan berkesan. Bukan saatnya guru banyak ceramah tapi yang lebih penting bagaimana guru menjadi manajer yang baik dalam pembelajaran. Trimakasih.

    BalasHapus

 

Sample text

Sample Text

Sample Text