Sabtu, 13 Mei 2017

BAHAN DISKUSI PAI 2

MENGEMBANGKAN INSTRUMEN PENILAIAN
Oleh: Andi Aman
Kelas: PAI 2
Bahan Diskusi 4
Penilaian merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Banyak istilah yang sering digunakan dalam hubungannya dengan penilaian, yakni pengukuran, evaluasi, tes dan penilaian itu sendiri. Namun secara teknis istilah-istilah tersebut bermuara pada hakikat yang berbeda-beda.
Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas (Zainul dan Nasution, 2005: 5). Pengukuran adalah proses mengukur sejauh  mana seseorang atau sesuatu memiliki karakteristik, kualitas atau ciri tertentu (Asiaeuniversity, 2012: 256).
Secara umum evaluasi merupakan proses menentukan kelayakan atau nilai dari sesuatu melalui kajian penilaian secara cermat. SIL International (2012: 1). Jadi evaluasi bertujuan untuk menentukan suatu kinerja saat ini, dan dapat dijadikan untuk mengambil suatu keputusan dalam menerima atau menolak sesuatu. Misalnya dalam menentukan kenaikan kelas (bagi yang menganut sistem kenaikan kelas).
Tes (test) adalah pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang ciri atau atribut pendidikan atau psikologis, yang setiap butir pertanyaan atau tugas mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul dan Nasution, 2005: 3). Galagher dan Asiaeuniversity (2012) menjelaskan, bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan atau tugas yang dirancang untuk memperoleh perilaku tertentu dari oorang yang diuji. Istilah penilaian dan tes sering digunakan secara bergantian oleh orang banyak. Namun, kata tes menyiratkan adanya instrumen kertas dan pensil yeng diberikan di bawah kondisi yang ditentukan sebelumnya yang diberikan untuk seluruh siswa.
Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan datakualitatif dan kuantitatif yang dilakukan dengan sengaja di dalam ruang kelas. Istilah penilaian jauh lebih luas daripada pengukuran dengan tujuan untuk membuat keputusan tentang siswa baik secara kelompok maupun individu (asiaeuniversity, 2012). LDA of America (2012) menjelaskan tentang penilaian merujuk pada pengumpulan data melalui berbagai macam pengukuran termasuk instrumen dan prosedur informal dan standar. Pengukuran ini menghasilkan data kualitatif  tentang individu peserta didik. Hasil dari kemajuan monitoring secara terus-menerus dapat digunakan sebagai bagian dari penilaian kelas dan individu.
PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
  1. Keandalan
Suatu peniaian dianggap dapat diandalkan ketika hasil yang sama terjadi terlepas kapan dan siapa yang melakukan penilaian. Harus ada bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa terdapat hasil yang konsisten setelah dilakukan pengukuran berkali-kali. Ncrel (2012: 1) mengatakan bahwa reability is the fined as an indication of the consistency of scores across evaluators or over time (kendala didefinisikan sebagai suatu indikasi adanya konsistensi skor setelah penilai melakukannya beberapa kali).
Keandalan sangat ditentukan oleh estimasi jumlah kesalahan yang mengikuti skor yang diperoleh. Artinya, jika margin kesalahannya kecil, maka keandalannya tinggi . begitupun sebaliknya.
  1. Validitas
Selain kendala, prinsip lain yang berkaitan dengan penilaian adalah validitas atau kesahihan. Asiaeuniversity (2012; 258) menjelaskan bahwa validity refers to the accuracy of an assessment; whether or not in measures what is supposed to measure (Validitas merujuk pada akurasi dari suatu peniilaian; apakah alat penilaian mengukur apa yang seharusnya diukur atau tidak).
Penilaian yang valid meminimalkan konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.

  1. Kewajaran.
Kewajaran yang dimaksud disini adalah penilaian yang tidak bias, tidak berat sebelah, atau tidak adil. Suatu penilaian seharusnya bebas dari bias gender, ras, status ekonomi atau karakteristik lain yang dapat mempengaruhi kinerja yang diukur.
PENILAIAN AUTENTIK
Penilaian autentik adalah suatu bentuk penilaian di mana peserta didik melakukan tugas-tugas berdasarkan dunia nyata yang mendemonstrasikan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna (Mueller, 2005). Yang dimaksud dengan penilaian autentik adalah suatu bentuk penilaian terhadap proses dan hasil belajar yang merefleksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui tugas-tugas aktual dan kontekstual berdasarkan kriteria yang diterapkan.
Penilaian autentik dipandang sangat penting karena beberapa alasan:
  1. Memiliki relevansi dengan pendekatan ilmiah, pembelajaran berbasis masalah, proyek, penemuan dan tematik terpadu
  2. Menggambarkan peningkatan hasil belajar melalui tahapan kegiatan seperti mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaringan dan komunikasi dalam pendekatan ilmiah.
  3. Mencakup tugas-tugas kompleks dan kontekstual.
  4. Memberi kesempatan kepada guru untuk mengembangkan instrumen penilaian sendiri, melalui tim atau antara guru dan peserta didik.
  5. Melibatkan peserta didik untuk menilai dan mengukur perkembangan kemampuan, sikap dan keterampilan mereka sendiri.
  6. Memadukan konstruksi pengetahuan, pengembangan keilmuan dan pengalaman yang diperoleh peserta didik.



INSTRUMEN PENILAIAN
Australian Departement of Education and Training (2008:3) mengatakan bahwa alat penilaian adalah instrumen yang diguanakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasi fakta-fakta kompetensi.
Hayat dkk. (2008) menguraikan instrumen penilaian berbasis kelas yang mencakup tes tertulis, penilaian kinerja, hasil kerja siswa, proyek, penilaian diri, sikap dan peniilaian portofolio.
  1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes di mana soal dan jawaban dalam bentuk bahan tulisan. Secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
    1. Tes objektif, mencakup pilihan ganda, bentuk soal dengan dua pilihan jawaban yang benar, menjodohkan, isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek.
    2. Non-objektif seperti soal uraian (Salim dan Ekaningrum, 2008:2).
    1. Soal pilihan ganda (multiple choices) merupakan bentuk tes objektif yang jawabannya harus di pilih dari beberapa kemungkinan jawaban
    1. Bentuk soal dua pilihan jawaban atau dikenal dengan soal benar-salah atau ya-tidak. Artinya, peserta tes hanya diminta untuk memilih salah satu dari ke dua alternatif jawaban benar atau salah dan ya atau tidak.
    2. Bentuk soal menjodohkan (matching). Pada umumnya, soal menjodohkan atau dapat pula disebut mencocokkan terjadi ke dalam dua lajur pertanyaan ; pernyataan yang dibuat dalam lajur sebelah kiri merupakan inti atau pertanyaan soal. Adapun pernyataan sebelah kanan merupakan jawaban.
    3. Bentuk soal isian atau melengkapi (completion) adalah suatu bentuk soal yang melibatkan peserta tes untuk memberikan jawaban singkat dan padat dalam bentuk frase, kata, klause, kalimat, angka atau simbol.
    4. Bentuk soal uraian merupakan salah satu bentuk soal yang melibatkan pandangan dan gagasan peserta tes untuk mengekspresikan dan mengorganisasikan ide-ide terhadap materi yang telah mereka pelajari.
  1. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja (performance assessment) digunakan untuk menilai pemikiran tingkat tinggi dan akuisisi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang dibutuhkan bagi peserta didik.
Penilaian kinerja yang komprehensif sebaiknya dibuatkan pedoman penilaian berupa daftar cek (chek list), portofolio atau rubrik dan berbagai bentuk penilaian untuk  aktivitas lainnya. Yang paling penting adalah indikator penilaian harus benar-benar menggambarkan aspek yang dinilai sehingga semuanya menjadi terukur dan tergambarkan.
  1. Penilaian hasil kerja
Dalam bidang seni, bahasa, TIK dalam pembelaajaran, dan keterampilan penilaian hasil kerja sering dilakukan. Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap hasil karya peserta didik dan proses dalam menghasilkan karya (Hendriastuti, 2008)
  1. Penilaian proyek
Bagi guru, dosen atau instruktur yang senang menerapkan pembelajaran berbasis proyek, penilaian hasil belajar berupa proyek menjadi hal mutlak untuk dilakukan. Proyek yang dimaksud di sini adalah tugas yang diembankan kepada peserta didik untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
  1. Penilaian sikap
Sikap adalah evaluasi terhadap objek pikiran. Objek sikap mencakup segala sesuatu yang ada dalam fikiran seseorang mulai dari hal-hal yang biasa sampai pada yang abstrak seperti ide atau pandangan (Bonher dan Dickel, 2011).
Objek penilaian sikap tentang pembelajaran mencakup sikap peserta didik terhadap (1) mata pelajaran/ mata kuliah (2) guru/ dosen (3) proses pembelajaran (4) bahan pembelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Morisson dkk. (2007) dan Zakaria (2008) menyaraankan untuk menggunakan empat model penilaian sikap, yakni:
    1. Observasi/ Catatan pribadi
Observasi adalah kemampuan untuk memerhatikan, mencatat kejadian, atau cara melihat sesuatu, atau dapat dikatakan pengamatan langsung dengan penuh perhatian dan merekam secara sistematis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan (Yaumu dan Damopolii, 2014: 112).
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah (1) Minat (2) Perhatian (3) Keterlibatan aktif (4) Pengaruh positif

    1. Interview/ Bertanya langsung
Pendidik dapat menanyakan langsung tentang sikap peserta didik terhadap pembelajara.
    1. Angket/ Survei
dan survei adalah rangkaian pertanyaan untuk mengumpulkan informasi dari individu (Yaumi dan Damopolii, 2014).
    1. Sikap Spiritual dan Sosial
Penilaian sikap spiritual secara mendalam memang sangat sukar dilakukan, namun indikatornya dapat diamati sehari-hari. Oleh karena itu sikap spritual yang dikembangkan melalui kompetensi inti 1 (KI-1) seperti yang terdapat pada kurikulum 2013 dapat diukur dengan mengobservasi atau mengamati perilaku. Begitu pula dengan sikap sosial yang dirumuskan dengan kompetensi inti 2 (KI-2) dapat diamati melalui tindakan yang dilakukan peserta didik.

PERTANYAAN
Setelah membaca materi tentang “Mengembangkan Instumen Penilaian” dapat dipahami betapa pentingnya sebuah instrumen di dalam suatu penilaian, olehnya itu saya meminta agar kiranya dapat digambarkan bagaimana kriteria instrumen penilaian yang baik dan benar!

1 komentar:

  1. Kesalahan seorang pendidik dalam menerapkan intrumen penilaian, tentu sangat berakibat fatal terhadap hasil penilaian yang dilakukannya, karena instrumen penilaian sangat vital posisinya dalam melakukan penilaian. Dari beberapa bahan yang saya baca, ada beberapa kriteria penilian yang baik, diantarany:
    1. Validitas; memiliki ketepan yang tinggi terhadap hal yang diukur.
    2. Reliabilitas; dapat dipercaya, memiliki konsistensi.
    3. Objektivitas; nihilnya pengaruh subjektivitas terhadap hasil pengukuran.
    4. Praktikabilitas; mudah dilaksanakan, memberikan kebebasn kepada siswa untuk mengerjakan hal yang lebih mudah, mudah pemeriksaannya.
    5. Ekonomi; murah biaya, murah waktu dan murah tenaga.
    6. Taraf Kesukaran; tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
    7. Daya Pembeda; Dapat membedakan secara jelas antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
    Mohon dikoreksi jika ada yang salah. Terima kasih

    BalasHapus

 

Sample text

Sample Text

Sample Text